Hari ini gua bangun pagi, hadeh
tumben-tumbennya gua libur tapi bangun pagi. Setelah merapikan diri dan
memandikan tempat tidur…eh kebalik ya??? Ya gtu deh. Gua segera meluncur menuju
Baypass Prof. Dr. Ida Bagus Mantra menunggu sahabat-sahabat baru gua untuk
bersama-sama mengunjungi Bali Safari and Marine Park. Gua berangkat dari kost
Milo di Gatsu Timur dan Teman-teman gua berangkat dari hotel Dua Dara. Astaga
teringat lagi dengan nama hotel yang agak kurang sedap gua dengar. Seperti yang
gua duga saudara-saudara sebangsa dan setanah air, mereka ternyata nyasar di
kawasan Dewa Ruci, Simpang Siur. Maklum juga sih, soalnya dari namanya aja
sudah simpang siur. Kalo loe-loe pada disana pasti bakal nyasar-nyasar soalnya
lo bakal mikir jalannya bener kagak soalnya simpang siur. Setelah gua ceramahin
si Mbak Dewi alias Kanjeng Mami Agung seAgung-Agungnya Agung mengenai jalan
menuju Bali Safari and Marine Park akhirnya mereka menuju jalan yang benar.
Gua sendiri sudah berada di ujung
baypass Ida bagus Mantra dan saat itu gua menerima BBM dari kanjeng Mami agar
mereka bisa makan di luar Bali Safari and Marine Park. Rupanya Kanjeng Mami
ngeri mendengar cerita gua tentang mahalnya makanan di dalam Bali Safari. Gua
pernah masuk berdua sama temen gua dan makan di Uma Restaurant dengan menu Nasi
Goreng Seafood plus Juice ternyata menghabiskan Rp. 250.000,00. Tapi menurut
gua ga terlalu mahal juga, karena suasana di dalam itu ekslusif dengan
pemandangan sawah (uma) menghijau terhampar luas. Makanan disana juga enak,
apalagi minumannya….mantapz….suegere pol…..Karena alasan itu tadi maka gua
mencari-cari rumah makan di pinggir
jalan dan gua menemui warung jawa. Gua menunggu mereka di pinggir jalan sembari
bergaya model catwalk….sukur itu siang hari…coba kalo malam…buset bisa-bisa gua
dikira penjaja sex komersial….wkwkwk...Akhirnya mobil APV abu-abu mereka
muncul dan ketika turun wow, bertambah satu makhluk. Ya itu pertemuan pertama
gua dengan yang namanya Mbak Marina yang sekarang aku panggil Mbak Yu.
Anak-anak yang lain pada manggil Emak ke Mbak Marina tapi gua kagak karena gua
itu logis. Bayangin aja kalo gua manggil Mbak Marina itu emak, umur kami kan
selisih 7 tahunan. Gua geli membayangkan kalo Mbak Marina di umur 7 tahun sudah
membrojolkan anak yang seusia gua, hadeh….pikiran yang aneh….jadilah gua
memanggilnya Mbak.
Begaya terus |
Di rumah makan itu kita makan dan
gua dibayarin, asiikkkk…….tau gitu gua makan banyak dan comot semua lauk,
hahaha….dasar perut karung….setelah semua kenyang (orang Bali mengatakan
“kenyang” jawa untuk kenyang habis
makan, karena “kenyang” Bali merujuk suatu kata indah yaitu ereksi, hahahah…..)
kita langsung masuk ke Bali Safari and Marine Park. Setelah mendapatkan tiket
kita menuju terminal utama untuk menunggu trasportasi menuju ke Terminal Bali.
Alangkah kagetnya gua mendapati bahwa semua sahabat baru gua narziznya semua
tingkat dewa termasuk Mbak Yu gua yang super narsis. Setelah dapat bus dan
berkendara sebentar kita tiba di Terminal Bali. Viewnya bagus dan khas Bali
banget dilengkapi dengan sengkedan persawahan dan Pura Subak. Tapi lagi-lagi
mereka berkata “Bli fotoin gua dunk, tolong fotoin kita, aku mau foto disini
dunk, gayanya gini ya? Patungnya dah keliatan belum? Aku ikuuuttt, aku mau
juga….!!!!” Astaga situasi narziz tingkat tinggi ini membuat aku galau.
Selanjutnya kita berjalan menuju Lobby Barong, ini merupakan paviliun bergaya
Bali dengan Rangda dan Barong yang digantung di langit-langitnya dilengkapi
dengan poster tokoh-tokoh Bali Agung.
Lagi-lagi mereka supernarziz dan gua hanya geleng-geleng kepala. Menuju fresh
water akuarium yang memamerkan koleksi ikan dari seluruh dunia kenarzizan
mereka semakin menjadi-jadi melihat desain tempat itu yang amat apik dan
artistik. Di tempat inilah aku bertemu dengan seorang Bule Australia yang
bernama Miss Calyne yang tengah berkeliling seorang diri. Mbak Yu gua yang
dasarnya baik hati dan tidak sombong serta rajin bagi-bagi bakpia, teh Yogya
plus celana ini menawari Miss Caylne untuk ikut rombongan kami dan Ia tidak
menolak. Jadilah gua terlihat seperti seorang guru yang asik mengantar
anak-anak muridnya berkunjung ke kebun binatang yang didesain dengan luar
biasa. Miss Caylne sampai terheran-heran melihat tingkah Mbak Vera, Mas Doni,
Mas Dwi, Mbak Dewi dan Mbak Marina yang selalu berfoto ria mulai dari Paviliun
Leopard, Tirta Sulasih, Kampung Bali hingga Hanuman Stage.
Gua, Mbak Dewi dan Miss Caylne |
Di depan Lobby Barong |
Hanuman Stage merupakan sebuah
panggung yang akan menampilkan Animal Education Show dengan hewan unik yang
terlatih. Acara ini dimulai pukul 11.00 Wita. Acara ini sangat menarik dan
menghibur karena kita melihat tingkah polah satwa yang amat menggemaskan.
Setelah show selesai kita menuju replica benteng dari Rajasthan-India yang
bernama Rathambore yang merupakan tempat hidup harimau putih. Setelah
melihat-lihat kami buru-buru menuju ke kampung gajah karena akan segera
diadakan atraksi Elephant-Human Conflict Drama. Atraksi ini menceritakan
tentang konflik manusia dan gajah yang ada di Sumatera. Sangat menyentuh dan
atraktif apalagi saat gajah berakting pincang dan mati ketika ditembak,
benar-benar cerdas.
Berfoto dengan satwa, kesempatan langka |
Fresh Water Aquarium |
Setelah melihat atraksi tersebut
kami berkeliling lagi melihat hewan-hewan koleksi yang amat beragam dilanjutkan
dengan ketibaan kami di terminal Toraja yang merupakan spot awal dan akhir
safari menggunakan bus khusus. Kami berkeliling melihat koleksi hewan yang
berkeliaran bebas dari 3 jenis area yaitu Indonesia, India dan Afrika. Sangat
menyenangkan, apalagi dipandu oleh gadis Bali yang cantik dan ramah. Setelah
safari kami kembali ke Rathambore untuk melihat pemberian makan harimau. Takjub
sekaligus ngeri-ngeri sedap melihat harimau mengoyak daging ayam itu. Sudah
puas menonton permberian makan harimau maka kami memutuskan segera masuk ke
gedung Bali Theatre melalui Ganesha Court (berupa patung Ganesha besar). Di dalam
kami dilarang membawa apapun yang mengandung kamera karena alasan hak cipta,
setelah menitipkan barang maka kami menunggu di ruang tunggu yang sangat
nyaman.
Di ruang tunggu gua melihat Mas
Dwi dan Doni terkapar di sofa empuk itu sedangkan para gadis menghilang menuju
toilet. Ga ada pilihan untuk gua maka gua ngobrol sama Miss Calyne. Miss Calyne
berkata ia lupa membawa kacamata sehingga dia ga bisa baca synopsis yang
diberikan penyelenggara. Akhirnya gua mendongengkan cerita Bali agung tersebut
kepadanya. Dia sangat senang mendengar cerita itu. Namun ia tertegun dan sadar
bahwa para gadis tidak muncul dari kamar mandi. Ia bingung kemana ya mereka,
gua juga heran plus penasaran, apa sih yang mereka lakukan di kamar mandi.
Hadeh……Tak lama kami di panggil untuk memasuki areal pertunjukkan.
Nah pas masuk ke ruangan teater
utama, setiap rombongan akan dipanggil satu satu biar tertib. kalo yang cuma
dateng sendiri atau jumlahnya ga lebih dari 10 orang bisa langsung masuk.
Tempatnya kayak kita kalo lagi nonton bioskop tapi ini super duper jauh lebih
besar dan panggungnya buueesaarrr banget…gua heran pas masuk buset panggung
segede ini pertunjukan nya kaya apa yah…??? Setelah duduk di kursi yang nyaman acara
dimulai, diawali dengan pertunjukan gamelan Bali yang tentu saja keren. Khas
Bali banget deh….. Terus yang gua amazing di awal acara ini adalah ada pawai
para pemain dan pendukung acara di depan panggung. Jadi para pemain ini keluar
semua bersama para pendukungnya untuk menyapa para penonton. Yang gua takjub
adalah sampe ada 4 gajah, 1 Cheetah, bebek, dan berbagai burung ikut pawai di depan
para penoton dengan diiringi kemeriahan gamelan Bali yang gegap gempita….behhh
gua yang udah nonton ketiga kalinya sama sekali ga kedip liatnya
Salah satu scene Bali Agung Show |
Acara yang bertajuk “The Legend
of Balinese Goddesses” ini dimulai dengan cerita antara seorang Dalang dan anaknya
yang menceritakan suatu kisah jaman dulu tentang kehidupan seorang Raja bernama
Raja Sri Jaya Pangus dan istrinya Kang Ching Wie, puteri seorang pedagang Cina
bermarga Kang. Dikisahkan setelah bertahun-tahun berumah tangga keluarga istana
ini tidak dikaruniai oleh anak. Merasa harus berbuat sesuatu Raja memutuskan
untuk bersemedi untuk mencari pencerahan. Hingga mengarungi lautan dan samudra
dan akhirnya dihantam badai Sang Raja pun terdampar di pulau yang aneh dan
penuh keajaiban. Dan akhirnya sang raja memutuskan untuk bersemedi di pulau ini
yang kemudian bertemu dengan Dewi Danu yang menguasai Danau Batur. Dewi Danu
datang dengan para pengawalnya dan menggoda Raja Sri Jaya Pangus yang sedang
bersemedi dan akhirnya Raja pun tergoda. Hingga ia memiliki keturunan. Kang
Cing Wei gundah lama ditinggal suaminya, akhirnya ia menyusul suaminya
berlayar. Ia mendapati Jayapangus telah memiliki keturunan dengan Dewi Danu
maka terjadilah perkelahian cinta segitiga. Karena seorang dewi maka Dewi Danu
dengan seluruh kekuatan gaibnya mengutuk Jayapangus dan Kang Cing Wei menjadi
patung. Patung inilah yang merupakan asal mula Barong Landung. Cerita
selengkapnya dan selanjutnya silakan kunjungi Bali Agung Show ya…hehe capek
ngetiknya hihi…..Nah disinilah banyak pertunjukan yang spektakuler yang di
tampilkan, atraksi teatrikal yang memukau dengan timing dan alur perpaduan
antara lighting, seni peran dan berbagai macam perangkat yang dikemas menjadi
sangat hidup plusnya juga melibatkan berbagai satwa.
Pelinggih Pura di Goa Lawah |
Selama pertunjukan gua liat kiri
kanan, temen-temen gua pada bengong entah karena kesambet atau takjub dengan
pertunjukannya. Setelah pertunjukan kami
masih sempat mengunjungi Water Park dan Funzone disertai lagi atraksi foto-foto
yang super duper gila. Padahal gua lelah banget, setelah keluar kami berdiskusi
karena masih ada waktu maka kami memutuskan untuk berkunjung ke Pura Goa Lawah.
Salah satu pura utama Bali yang menempati arah tenggara. Disana lagi-lagi kami
berfoto ria. Ada hal yang menarik, di Goa Lawah terdapat sebuah kolam untuk
melempar koin. Kami semua melempar koin sembari mengucap permohonan pada Tuhan.
Setelah itu kami masuk mengamati bangunan pelinggih pura yang sangat indah
berlatar panorama Goa yang dipenuhi kelelawar. Puas melihat-lihat kami keluar
dan melihat ada warung sate lilit. Kami memutuskan memakan makanan khas Bali
itu. Setelah kenyang kami pulang ke tempat masing-masing, gua ke gatsu dan
temen-temen gua kembali ke Kuta. Esok harinya kami berencana mengexplore hidden
beach yang ada di Bali.