Minggu, 13 Februari 2011

Neon

Neon (Gas Mulia)
Disusun Oleh :
 Putu Eka Surya Putra (0713031001)
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, Undiksha Singaraja

BAB I
PENDAHULUAN
I.       Latar Belakang
Neon adalah suatu unsur kimia dalam tabel sistem periodik unsur yang memiliki lambang Ne dan nomor atom 10 dengan konfigurasi elektron 1s22s22p6 . Neon termasuk dalam golongan gas mulia (golongan VIII A) dimana gas ini tidak berwarna dan lembam (inert). Gas Neon memberikan pendar warna yang sangat khas yaitu pendar warna kemerahan jika ditempatkan di dalam tabung hampa (vacuum discharge tube) dan lampu neon. Sifat ini membuat neon dipergunakan sebagai bahan pembuatan tanda (sign) dan lampu-lampu reklame. Kita tentunya terpukau melihat cahya-cahaya lampu dan selalu berpikir darimana datangnya cahaya tersebut Selain itu, saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian pesat sehingga dimungkinkan penelitian-penelitian lebih lanjut untuk dapat mengungkap apakah gas-gas mulia dapat dibentuk menjadi persenyawaan yang bermanfaat.
II.    Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang penulis angkat adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana sejarah penemuan gas neon ?
2.      Bagaimana sifat fisika dan kimia gas neon ?
3.      Apa saja manfaat dan penggunaan neon dan bagaimana lampu neon dapat menyala?
4.      Apa saja yang peneliti kaji mengenai gas neon saat ini ?
III. Kajian Orang Sebelumnya
Penemuan neon terjadi pada tahun 1898, oleh Sir William Ramsay dan Morris Travers, mereka adalah dua ahli kimia, adalah bekerjasama untuk meneliti sampel-sampel gas yang diperoleh di atmosfer kedua peneliti  mencairkan udara dan kemudian memanaskannya dengan perlahan, serta memisahkan masing-masing yang menguap dalam pemanasan tersebut. Ketika dipisahkan akhirnya ditemukan suatu gas baru yang disebut sebagai neon (berasal dari bahasa Yunani, neos yang berarti baru). Selanjutnya banyak orang yang meneliti gas ini, Claude berhasil menemukan fungsi gas neon untuk bahan alat-alat penerangan seperti lampu neon dan lampu papan reklame. Neon dikenal sebagai salah satu unsur yang inert, tetapi banyak ilmuwan yang berusaha untuk membuat persenyawaan dari neon.

BAB II
PEMBAHASAN

I.       Penemuan dan Penamaan
Telah beabad-abad orang-orang di dunia berlomba untuk mempelajari dan memahami udara.. Pada masa yang lalu banyak ahli filsafat berpikir bahwa udara merupakan suatu unsur. Dahulu orang Yunani meyakini bahwa di dunia terdapat empat unsur utama, yaitu udara, api, air, dan bumi. Riset yang pertama untuk membuktikan hal tersebut membawa dampak kebalikannya dimana pada tahun 1770an ditemukan dua unsur baru yang ditemukan di udara yaitu gas lemas (nitrogen dan oksigen). Beberapa saat setelah penemuan dua gas tersebut, para ilmuan percaya bahwa udara tersusun oleh gas tersebut saja. Gagasan itu mudah untuk dipahami mengingat kedua gas tersebut merupakan gas yang paling banyak menyusun udara (diyakini lebih dari 99 %) di atmosfer Bumi. Tetapi dari waktu ke waktu, ahli kimia yang kritis dan terampil mulai melakukan riset dan membuat pengukuran-pengukuran terhadap kandungan udara. Mereka menemukan adanya gas-gas lain yang menyusun udara selain gas nitrogen dan oksigen. Selain itu juga mereka menetapkan bahwa persen sisanya tersusun bukan oleh gas nitrogen dan oksigen.. Pada tahun 1894, unsur ketiga di udara ditemukan yaitu Argon.. Argon menyusun udara sekitar 0.934 persen. Zat nitrogen, oksigen, dan argon bersama-sama menyusun udara sekitar 99.966 persen. Tetapi masih ada pertanyaan yang menyatakan bahwa unsur apa yang menyusun 0.034 persen sisanya ?
     Antara tahun 1895 sampai dengan tahun 1900 telah ditemukan lima gas mulia di udara dan salah satunnya adalah neon. Untuk mendeteksi gas-gas yang jumlahnya sangat sedikit di uadara sangatlah sulit. Pada masa itu, alat-alat yang ada kurang baik untuk menangkap gas-gas yang terbentuk setelah terpisah dari udara. Tetapi suatu metoda baru, yang disebut spektroskopi telah dikembangkan untuk mengetahui sejumlah kecil dari suatu unsur. Spektroskopi adalah proses analisis dimana prinsip yang digunakan adalah  dihasilkannya cahaya oleh suatu unsur ketika dipanaskan. Pola cahaya atau spectrum cahaya yang dihasilkan adalah berbeda untuk tiap-tiap unsur. Pada tahun 1898, Sir William Ramsay dan Travers  sedang meneliti gas-gas yang menjadi komponen pembentuk udara selain oksigen, nitrogen, dan argon yang  telah berhasil dipisahkan dari udara. Mereka memanaskan sampel udara dan mempelajari spektrum cahaya yang dihasilkannya. Ramsay dan Travers menemukan garis spektrum yang mereka belum pernah lihat sebelumnya. Mereka uraikan penemuan mereka bahwa gas yang memiliki pendar merah itu adalah suatu gas baru yang belum pernah ditemukan oleh peneliti lain. Akhirnya gas yang baru ditemukan itu dinamai neon yang berasal dari bahasa Yunani, neos yang berarti baru.
II.    Sifat Fisika Gas Neon
Neon adalah suatu gas yang akan mencair pada suhu - 245.92°C (- 410.66°F) dan akan membeku pada suhu - 248.6°C (- 415.5°F). Adapun densitas dari gas neon adalah  1.29 grams per liter. Kelimpahan gas neon di udara normal atmosfer bumi adalah 18.2 bpj  (0.0182 %).
III. Sifat Kimia
Gas neon adalah gas yang memiliki kecenderungan untuk tidak bereaksi karena telah memiliki tingkat kestabilan yang tinggi karena konfigurasi elektronnya stabil (memenuhi kaidah oktet).
IV. Isotop
Tiga isotop neon ada, neon-20, neon-21, dan neon-22. Isotop adalah dua atau lebih format dari suatu unsur. Isotop berbeda dengan satu sama lain menurut nomor massanya. Nomor massa menunjukkan jumlah proton dan neutron yang ada di dalam inti suatu atom.
V.    Pemisahan Neon
Neon dapat diperoleh dari udara melalui proses distilasi fraksional. Yang pertama dilakukan adalah dengan memasukkan udara ke dalam suatu wadah, kemudian mengubah wujud gas tersebut menjadi cair. Udara cair kemudian dipanaskan secara perlahan. Gas yang ada dalam bentuk cair tersebut ketika dipanaskan akan kembali lagi ke wujud gas pada temperatur yang berbeda-beda. Bagian dari gas dalam wujud cair yang kembali ke wujud gas pada suhu  - 245.92°C adalah gas neon.
VI. Penggunaan Gas Neon
Neon biasanya digunakan sebagai bahan untuk mengisi suatu lampu neon. Perkembangan lampu listrik sudah dimulai sejak berabad-abad lampau seiring penemuan Thomas Alva Edison. Kebutuhan akan penerangan dijawab oleh seorang insinyur dan ahli kimia, Georges Claude. Namanya menjadi beken setelah berhasil menemukan lampu neon yang merupakan pelopor lampu pijar untuk keperluan periklanan. Claude juga merupakan ilmuwan yang pertama kali mengaplikasikan aliran listrik ke dalam tabung gas neon.
Georges Claude, lahir pada 4 September 1870, di Paris, Prancis. Dia belajar di Jacques-Arsène d’Arsonval. Dia menjadi orang pertama yang membangun prototype teknologi konsep konversi energi panas laut, atau KEPL (Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC). Setelah lulus kuliah, Claude melanjutkan karier intelektualnya dengan bekerja membuat tabung oksigen untuk keperluan rumah sakit.
Dia terinspirasi oleh penemuan Daniel McFarlan Moore yang terkenal dengan nama Lampu Moore dan pada 1902, insinyur dan ahli kimia ini berusaha mengembangkan aliran listrik ke dalam tabung gas neon. Usahanya pun sukes dan ia berhasil membuat lampu neon (neon berasal dari bahasa Yunani neos, yang berarti gas baru) berwarna merah. Kemudian ia menambah jumlah tabung dan mengisinya dengan neon.
Namun penemuan lampu neon ini belum sempurna. Sinar tabung-tabung merah itu tak seperti sumber cahaya lainnya yang berguna untuk keperluan umum sehari-hari, seperti menerangi rumah atau jalan tangga, akibatnya lampu neon menjadi lembab. Pada waktu itu, para ilmuwan menyebutkan, kelemahan lampu neon pada waktu itu diakibatkan neon tak bisa di kompilasikan dengan elemen lain pada tabung lainnya, artinya gas baru tak membutuhkan katup gas.
     Dan Claude tidak menyerah dan berusaha untuk menyempurnakan temuannya ini. Setelah melakukan penelitian, lampu neon yang memancarkan warna merah ini menarik perhatian dan kemampuannya bertahan di tengah siraman hujan dan kabut. Alhasil, temuan yang spektakuler ini cukup efektif digunakan untuk iklan dan reklame. Hasil temuannya ini dipublikasikan di Paris pada tahun 1910. Lampu itu lantas dibeli Earle C. Anthony seharga U$24 ribu dan digunakan untuk menerangi papan reklame perusahaan penjualan mobil miliknya di Los Angeles. Pertama kali lampu neon Claude hanya berwarna biru dan merah. Atas bantuan kawannya, ia memperkenalkan lampu buatannya itu ke Amerika. Agar temuannya tidak ditiru orang. Claude mematenkan lampu neon di Amerika Serikat. Semenjak itu ia mulai dikenal sebagai seorang jenius yang berhasil menemukan lampu neon yang merupakan pelopor lampu pijar untuk keperluan periklanan

     Pada 1915, untuk pertama kalinya lampu neon dijual kepada khalayak umum. Seorang Pengusaha Earle C Anthony, membeli lampu neon seharga U$ 24 ribu. Lampu itu, ia gunakan untuk menerangi papan reklame perusahaan penjualan mobil miliknya di Los Angeles. Pertama kali lampu neon Claude hanya berwarna biru dan merah. Bisa dikatakan sejak saat itu hingga kini lampu bikinan Claude kerap dipakai untuk menerangi papan reklame seperti kasino, hotel, swalayan, maupun lampu lalu lintas dan keperluan lainnya.
     Claude lalu mengembangkan teknologi neon buatannya itu. Ia menemukan elektroda-elektroda nonreaktif yang cukup untuk menangani gempuran ion tanpa membuatnya panas. Temuan itu membuka cakrawala bagi perawatan tabung-tabung neon sehingga menjadi awet digunakan. Sebagai contoh, tabung neon digunakan instrumen yang digunakan untuk mendeteksi arus elektrik.
     Berikut adalah penjelasan mengenai prinsip menyalanya lampu neon : sebuah lampu neon terdiri dari dua elektroda (logam) yang terletak di ujung-ujung sebuah tabung berisi gas neon, argon, atau krypton. Ketika kedua elektroda diberi tegangan listrik, maka elektron akan keluar dari salah satu elektroda menuju elektroda lain. Dalam perjalanannya, elektron-elektron ini akan menghantam atom-atom gas neon. Gas neon akan tereksitasi (energinya naik) dalam waktu yang singkat untuk kemudian kembali ke keadaan semula. Selama proses kembali ke keadaan semula itu, gas neon akan memancarkan energi berupa gelombang cahaya. Cahaya inilah yang kita lihat sebagai lampu neon.
     Selain sebagai bahan penyusun alat penerangan, neon juga digunakan dalam pembuatan laser. Saat ini laser yang berasal dari gas neon banyak digunakan dalam dunia industry dan kedokteran. Disamping itu dapat digunakan sebagai bahan pengisi  tabung ruang hampa, indikator tegangan tinggi, penangkal petir kilat, dan tabung televise
VII.                      Pembuatan senyawa Neon dan kajian orang saat ini
Walaupun dikatakan bahwa unsure neon adalah unsur yang inert atau sulit bereaksi, namun ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa Neon dapat membentuk persenyawaan dengan fluorin di dalam laboratorium. Selain itu unsure Ne mampu membentuk ion Ne+, ( NeAr)+, ( NeH)+, dan ( HeNe+) . Sebagai tambahan, neon juga membentuk suatu hidrat tidak stabil.

BAB III
PENUTUP
  1. Simpulan
Gas Neon merupakan salah satu unsur yang tergolong unsure gas mulia yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan cenderung inert. Gas neon dikatakan inert karena kemaampuannya untuk membentuk persenyawaan yang sangat kecil. Hal ini disebabkan karena konfigurasi elektronnya yang stabil. Namun demikian, saat ini telah banyak riset-riset yang menunjukkan bahwa gas neon juga dapat membentuk persenyawaan dan ion-ion positif.  Pada saat ini gas neon banyak digunakan untuk mengisi tabung-tabung lampu penerangan dan lampu reklame.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar