Para Astronom dan kosmolog masih memperdebatkan kemungkinan ada atau tidaknya planet yang memiliki kehidupan selain bumi di luar angkasa dalam jagat raya yang terus mengembang ini. Sebagian besar ilmuwan masih beranggapan bahwa kehidupan hanya bisa berlangsung dalam kondisi atmosfir yang sama dengan bumi yang ditempati oleh kita saat ini, penuh oksigen, air dan senyawa-senyawa pendukung kehidupan lainnya. Selain kondisi tersebut dianggap bahwa kehidupan tidak akan mampu bertahan.
Akan tetapi kekuasaan Yang Kuasa tentu tidak bisa dibatasi hanya oleh ilmu pengetahuan manusia yang terbatas. Bagi Tuhan Yang Maha Karya, tidak ada yang tidak mungkin oleh karena disebabkan ilmuNya dalam manifestasinya sebagai Saraswati, Brahma dan Ganesha maha luas melebihi akal manusia yang sempit.
Keimanan kita akan kekuasaan Tuhan yang tak terbatas ini sudah terbukti secara ilmiah. Sekelompok ilmuwan dari Marche Polytechnic University di Italia telah menemukan jenis hewan spesies baru dari Loriciferan di sebuah zona laut mati (marine dead zone) di cekungan L’Atalante di Laut Mediteranian pada kedalaman 3,5 kilometer yang hampir keseluruhannya tanpa oksigen (O2), atau anoksik.
Hewan jenis Loriciferan ini diberi nama Spinoloricus Cinzia oleh istri salah satu ilmuwan yang menemukannya. Beberapa spesimennya dikumpulkan dan kemudian diinkubasi di dalam lingkungan tanpa oksigen sama sekali, dan hasilnya telur-telurnya berhasil menetas tanpa keberadaan oksigen yang sempurna. Penemuan hewan ini bisa jadi penemuan biologi terbesar saat ini.
Profesor Danovaro yang memimpin Italy’s Association of Limnology (ahli perairan darat) mengatakan, “Ini adalah misteri yang nyata bagaimana makhluk dapat hidup tanpa oksigen karena sampai sekarang kita mengira hanya bakteri yang dapat melakukannya. “Kami tidak menyangka kalau kita bisa menemukan ada hewan yang hidup di sana. Kita berbicara tentang kondisi ekstrim – penuh dengan garam, dan tanpa oksigen sama sekali. Penemuan jenis Loriciferans yang baru, katanya, adalah sebuah adaptasi yang luar biasa bagi binatang yang sebelumnya berkembang dalam kondisi beroksigen”.
Penemuan ini sangat penting ketika dihubungkan dengan fakta bahwa zona laut mati meningkat dua kali lipat di seluruh dunia setiap 10 tahunnya. Hal ini terjadi terutama disebabkan aktivitas manusia, yang mana limbah yang kaya akan nitrogen dimuntahkan ke laut di seluruh dunia.
Manusia dan hewan sebetulnya mempunyai kemampuan adaptasi fisik yang lamban dan menghabiskan waktu lama (mungkin sampai ribuan tahun) – itu pun menurut teori evolusi yang masih merupakan teori yang sesungguhnya telah runtuh – untuk menyesuaikan bentuk dan fungsi organ fisiknya dengan kebutuhan lingkungannya. Terbukti sampai sekarang paru-paru kita tidak berkembang menjadi lebih baik untuk menghadapi paparan polutan di udara yang sudah sangat parah dan berlangsung lama sejak era pra industri.
Kalau jenis baru Loriciferans tersebut sanggup melakukannya lebih cepat dari kita, maka hal ini bisa menjadi indikasi bahwa adaptasi bentuk dan fungsi organ fisik pada makhluk hidup itu bisa terjadi karena ada campur tangan dari Sang Hyang Sangkan Paraning dumadi sebagai penciptanya.
Suatu saat, ketika alam berada dalam kondisi rusak yang sangat parah disebabkan perbuatan tangan manusia dan semua makhluk hidup musnah, mungkin saja si Spinoloricus Cinzia ini akan menjadi perkecualian sebagai satu-satunya makhluk hidup yang mampu bertahan dan menggantikan keberadaan manusia di muka bumi. Kemudian dengan kekuasaanNya Tuhan menyempurnakan bentuk fisiknya dan memberikan kepadanya akal pikiran dan mengangkatnya sebagai makhluk pengganti kita di bumi. Wow, bakal beneran neh alien bentunya kayak cumi......hohohoo....!!!
Sumber: http://www.treehugger.com/files/2010/04/first-oxygen-free-animal-discovered-marine-dead-zone.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar