Selasa, 08 Mei 2012

Trip Bali : Bali Safari and Marine Park sampai Goa Lawah


     Hari ini gua bangun pagi, hadeh tumben-tumbennya gua libur tapi bangun pagi. Setelah merapikan diri dan memandikan tempat tidur…eh kebalik ya??? Ya gtu deh. Gua segera meluncur menuju Baypass Prof. Dr. Ida Bagus Mantra menunggu sahabat-sahabat baru gua untuk bersama-sama mengunjungi Bali Safari and Marine Park. Gua berangkat dari kost Milo di Gatsu Timur dan Teman-teman gua berangkat dari hotel Dua Dara. Astaga teringat lagi dengan nama hotel yang agak kurang sedap gua dengar. Seperti yang gua duga saudara-saudara sebangsa dan setanah air, mereka ternyata nyasar di kawasan Dewa Ruci, Simpang Siur. Maklum juga sih, soalnya dari namanya aja sudah simpang siur. Kalo loe-loe pada disana pasti bakal nyasar-nyasar soalnya lo bakal mikir jalannya bener kagak soalnya simpang siur. Setelah gua ceramahin si Mbak Dewi alias Kanjeng Mami Agung seAgung-Agungnya Agung mengenai jalan menuju Bali Safari and Marine Park akhirnya mereka menuju jalan yang benar. 

     Gua sendiri sudah berada di ujung baypass Ida bagus Mantra dan saat itu gua menerima BBM dari kanjeng Mami agar mereka bisa makan di luar Bali Safari and Marine Park. Rupanya Kanjeng Mami ngeri mendengar cerita gua tentang mahalnya makanan di dalam Bali Safari. Gua pernah masuk berdua sama temen gua dan makan di Uma Restaurant dengan menu Nasi Goreng Seafood plus Juice ternyata menghabiskan Rp. 250.000,00. Tapi menurut gua ga terlalu mahal juga, karena suasana di dalam itu ekslusif dengan pemandangan sawah (uma) menghijau terhampar luas. Makanan disana juga enak, apalagi minumannya….mantapz….suegere pol…..Karena alasan itu tadi maka gua mencari-cari rumah makan  di pinggir jalan dan gua menemui warung jawa. Gua menunggu mereka di pinggir jalan sembari bergaya model catwalk….sukur itu siang hari…coba kalo malam…buset bisa-bisa gua dikira penjaja sex komersial….wkwkwk...Akhirnya mobil APV abu-abu mereka muncul dan ketika turun wow, bertambah satu makhluk. Ya itu pertemuan pertama gua dengan yang namanya Mbak Marina yang sekarang aku panggil Mbak Yu. Anak-anak yang lain pada manggil Emak ke Mbak Marina tapi gua kagak karena gua itu logis. Bayangin aja kalo gua manggil Mbak Marina itu emak, umur kami kan selisih 7 tahunan. Gua geli membayangkan kalo Mbak Marina di umur 7 tahun sudah membrojolkan anak yang seusia gua, hadeh….pikiran yang aneh….jadilah gua memanggilnya Mbak.
Begaya terus
 
     Di rumah makan itu kita makan dan gua dibayarin, asiikkkk…….tau gitu gua makan banyak dan comot semua lauk, hahaha….dasar perut karung….setelah semua kenyang (orang Bali mengatakan “kenyang”  jawa untuk kenyang habis makan, karena “kenyang” Bali merujuk suatu kata indah yaitu ereksi, hahahah…..) kita langsung masuk ke Bali Safari and Marine Park. Setelah mendapatkan tiket kita menuju terminal utama untuk menunggu trasportasi menuju ke Terminal Bali. Alangkah kagetnya gua mendapati bahwa semua sahabat baru gua narziznya semua tingkat dewa termasuk Mbak Yu gua yang super narsis. Setelah dapat bus dan berkendara sebentar kita tiba di Terminal Bali. Viewnya bagus dan khas Bali banget dilengkapi dengan sengkedan persawahan dan Pura Subak. Tapi lagi-lagi mereka berkata “Bli fotoin gua dunk, tolong fotoin kita, aku mau foto disini dunk, gayanya gini ya? Patungnya dah keliatan belum? Aku ikuuuttt, aku mau juga….!!!!” Astaga situasi narziz tingkat tinggi ini membuat aku galau. Selanjutnya kita berjalan menuju Lobby Barong, ini merupakan paviliun bergaya Bali dengan Rangda dan Barong yang digantung di langit-langitnya dilengkapi dengan poster  tokoh-tokoh Bali Agung. Lagi-lagi mereka supernarziz dan gua hanya geleng-geleng kepala. Menuju fresh water akuarium yang memamerkan koleksi ikan dari seluruh dunia kenarzizan mereka semakin menjadi-jadi melihat desain tempat itu yang amat apik dan artistik. Di tempat inilah aku bertemu dengan seorang Bule Australia yang bernama Miss Calyne yang tengah berkeliling seorang diri. Mbak Yu gua yang dasarnya baik hati dan tidak sombong serta rajin bagi-bagi bakpia, teh Yogya plus celana ini menawari Miss Caylne untuk ikut rombongan kami dan Ia tidak menolak. Jadilah gua terlihat seperti seorang guru yang asik mengantar anak-anak muridnya berkunjung ke kebun binatang yang didesain dengan luar biasa. Miss Caylne sampai terheran-heran melihat tingkah Mbak Vera, Mas Doni, Mas Dwi, Mbak Dewi dan Mbak Marina yang selalu berfoto ria mulai dari Paviliun Leopard, Tirta Sulasih, Kampung Bali hingga Hanuman Stage.
Gua, Mbak Dewi dan Miss Caylne
Di depan Lobby Barong





     Hanuman Stage merupakan sebuah panggung yang akan menampilkan Animal Education Show dengan hewan unik yang terlatih. Acara ini dimulai pukul 11.00 Wita. Acara ini sangat menarik dan menghibur karena kita melihat tingkah polah satwa yang amat menggemaskan. Setelah show selesai kita menuju replica benteng dari Rajasthan-India yang bernama Rathambore yang merupakan tempat hidup harimau putih. Setelah melihat-lihat kami buru-buru menuju ke kampung gajah karena akan segera diadakan atraksi Elephant-Human Conflict Drama. Atraksi ini menceritakan tentang konflik manusia dan gajah yang ada di Sumatera. Sangat menyentuh dan atraktif apalagi saat gajah berakting pincang dan mati ketika ditembak, benar-benar cerdas.
Berfoto dengan satwa, kesempatan langka
Fresh Water Aquarium
     Setelah melihat atraksi tersebut kami berkeliling lagi melihat hewan-hewan koleksi yang amat beragam dilanjutkan dengan ketibaan kami di terminal Toraja yang merupakan spot awal dan akhir safari menggunakan bus khusus. Kami berkeliling melihat koleksi hewan yang berkeliaran bebas dari 3 jenis area yaitu Indonesia, India dan Afrika. Sangat menyenangkan, apalagi dipandu oleh gadis Bali yang cantik dan ramah. Setelah safari kami kembali ke Rathambore untuk melihat pemberian makan harimau. Takjub sekaligus ngeri-ngeri sedap melihat harimau mengoyak daging ayam itu. Sudah puas menonton permberian makan harimau maka kami memutuskan segera masuk ke gedung Bali Theatre melalui Ganesha Court (berupa patung Ganesha besar). Di dalam kami dilarang membawa apapun yang mengandung kamera karena alasan hak cipta, setelah menitipkan barang maka kami menunggu di ruang tunggu yang sangat nyaman.

     Di ruang tunggu gua melihat Mas Dwi dan Doni terkapar di sofa empuk itu sedangkan para gadis menghilang menuju toilet. Ga ada pilihan untuk gua maka gua ngobrol sama Miss Calyne. Miss Calyne berkata ia lupa membawa kacamata sehingga dia ga bisa baca synopsis yang diberikan penyelenggara. Akhirnya gua mendongengkan cerita Bali agung tersebut kepadanya. Dia sangat senang mendengar cerita itu. Namun ia tertegun dan sadar bahwa para gadis tidak muncul dari kamar mandi. Ia bingung kemana ya mereka, gua juga heran plus penasaran, apa sih yang mereka lakukan di kamar mandi. Hadeh……Tak lama kami di panggil untuk memasuki areal pertunjukkan.  

     Nah pas masuk ke ruangan teater utama, setiap rombongan akan dipanggil satu satu biar tertib. kalo yang cuma dateng sendiri atau jumlahnya ga lebih dari 10 orang bisa langsung masuk. Tempatnya kayak kita kalo lagi nonton bioskop tapi ini super duper jauh lebih besar dan panggungnya buueesaarrr banget…gua heran pas masuk buset panggung segede ini pertunjukan nya kaya apa yah…??? Setelah duduk di kursi yang nyaman acara dimulai, diawali dengan pertunjukan gamelan Bali yang tentu saja keren. Khas Bali banget deh….. Terus yang gua amazing di awal acara ini adalah ada pawai para pemain dan pendukung acara di depan panggung. Jadi para pemain ini keluar semua bersama para pendukungnya untuk menyapa para penonton. Yang gua takjub adalah sampe ada 4 gajah, 1 Cheetah, bebek, dan berbagai burung ikut pawai di depan para penoton dengan diiringi kemeriahan gamelan Bali yang gegap gempita….behhh gua yang udah nonton ketiga kalinya sama sekali ga kedip liatnya

Salah satu scene Bali Agung Show
    Acara yang bertajuk “The Legend of Balinese Goddesses” ini dimulai dengan cerita antara seorang Dalang dan anaknya yang menceritakan suatu kisah jaman dulu tentang kehidupan seorang Raja bernama Raja Sri Jaya Pangus dan istrinya Kang Ching Wie, puteri seorang pedagang Cina bermarga Kang. Dikisahkan setelah bertahun-tahun berumah tangga keluarga istana ini tidak dikaruniai oleh anak. Merasa harus berbuat sesuatu Raja memutuskan untuk bersemedi untuk mencari pencerahan. Hingga mengarungi lautan dan samudra dan akhirnya dihantam badai Sang Raja pun terdampar di pulau yang aneh dan penuh keajaiban. Dan akhirnya sang raja memutuskan untuk bersemedi di pulau ini yang kemudian bertemu dengan Dewi Danu yang menguasai Danau Batur. Dewi Danu datang dengan para pengawalnya dan menggoda Raja Sri Jaya Pangus yang sedang bersemedi dan akhirnya Raja pun tergoda. Hingga ia memiliki keturunan. Kang Cing Wei gundah lama ditinggal suaminya, akhirnya ia menyusul suaminya berlayar. Ia mendapati Jayapangus telah memiliki keturunan dengan Dewi Danu maka terjadilah perkelahian cinta segitiga. Karena seorang dewi maka Dewi Danu dengan seluruh kekuatan gaibnya mengutuk Jayapangus dan Kang Cing Wei menjadi patung. Patung inilah yang merupakan asal mula Barong Landung. Cerita selengkapnya dan selanjutnya silakan kunjungi Bali Agung Show ya…hehe capek ngetiknya hihi…..Nah disinilah banyak pertunjukan yang spektakuler yang di tampilkan, atraksi teatrikal yang memukau dengan timing dan alur perpaduan antara lighting, seni peran dan berbagai macam perangkat yang dikemas menjadi sangat hidup plusnya juga melibatkan berbagai satwa. 

Pelinggih Pura di Goa Lawah
    Selama pertunjukan gua liat kiri kanan, temen-temen gua pada bengong entah karena kesambet atau takjub dengan pertunjukannya.  Setelah pertunjukan kami masih sempat mengunjungi Water Park dan Funzone disertai lagi atraksi foto-foto yang super duper gila. Padahal gua lelah banget, setelah keluar kami berdiskusi karena masih ada waktu maka kami memutuskan untuk berkunjung ke Pura Goa Lawah. Salah satu pura utama Bali yang menempati arah tenggara. Disana lagi-lagi kami berfoto ria. Ada hal yang menarik, di Goa Lawah terdapat sebuah kolam untuk melempar koin. Kami semua melempar koin sembari mengucap permohonan pada Tuhan. Setelah itu kami masuk mengamati bangunan pelinggih pura yang sangat indah berlatar panorama Goa yang dipenuhi kelelawar. Puas melihat-lihat kami keluar dan melihat ada warung sate lilit. Kami memutuskan memakan makanan khas Bali itu. Setelah kenyang kami pulang ke tempat masing-masing, gua ke gatsu dan temen-temen gua kembali ke Kuta. Esok harinya kami berencana mengexplore hidden beach yang ada di Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar